Minggu, 24 Mei 2015

Perkembangan Pada Masa Persalinan

PERKEMBANGAN PADA MASA PERSALINAN
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin dengan tanda-tanda rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah ( show ) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
1.        Definisi Persalinan
       Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.23
2.        Pembagian Persalinan
Menurut cara persalinan dibagi menjadi :
a.       Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
b.      Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
3.        Proses Terjadinya Persalinan       
Ada dua horman yang dominan pada saat hamil yaitu :
a.     Estrogen
§  Meningkatkan sensitifitas otot rahim
§  Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis
b.    Progestron
§  Menurunkan sensitivitas otot rahim
§  Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis
§  Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
Estrogen dan progesteron terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan horman tersebut dapat menyebabakan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis posterior dapat menimbulkan konraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks dapat menjadi dominan saat mulainya persalinan. Oleh karena itu semakin tua hamil frekuensi konraksi makin sering,
Oksitosin di duga bekerja sama atau melalui prostaglandin yang makin meningkat mulai dari umur kehamilan 15 minggu. Di samping itu faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim.
Berdasarkan uraian tesebut dapat diuraikan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :
1)      Teori Keregangan
§  Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu
§  Setelah melewati batas tersebut terjadi kontaksi sehingga persalinan dapat dimulai.
§  Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.

2)      Teori Penurunan Progesteron
§  Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, di mana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
§  Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim sensitif terhadap oksitosin.
§  Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
3)      Teori Oksitosin Internal
§  Oksitosin di kelurarkan oleh hipofisis posterior.
§  Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron daapt mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi Braxton Hicks
§  Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat di mulai.
4)      Teori Prostaglandin
§  Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.
§  Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan konraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
§  Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

4.        Faktor-Faktor Dalam Persalinan
Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :
a.       Tenaga atau Kekuatan (power) ; his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan.
b.      Janin (passanger) ; letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak plasenta.
c.       Jalan Lintas (passage) ; ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk memanjang.
d.      Kejiwaan (psyche) ; persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.
5.        Tanda Persalinan
a.         Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
§   Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
§   Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri menurun.
§   Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
§   Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus (false labor pains).
§   Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).

6.             Tanda in-partu
a.         Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b.        Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c.         Dapat disertai ketuban pecah dini.
d.        Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan serviks.
7.             Tahap Persalinan
Tahap persalinan meliputi 4 fase/kala :
a.         Kala 1 : Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks dibagi atas 2 fase :
§   Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
§   Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam.
b.        Kala II : Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara.
c.         Kala III : Kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.
d.        Kala IV : Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.
8.             Bentuk Panggul Wanita
Panggul menurut morfologinya dibagi 4 yaitu  :
a.         Panggul ginekoid
Jenis panggul yang paling banyak pada wanita normal, mempunyai diameter terbaik untuk lahirnya janin tanpa komplikasi.28 Pintu atas panggul tampak berbentuk bulat atau agak lonjong/ellips. Diameter transversal dari bidang pintu atas panggul (pap) lebih panjang sedikit dari diameter antero-posterior dan hampir seluruh daerah pap merupakan ruangan yang terpakai untuk kepala janin. Dilihat dari bidang pintu atas panggul, panggul menyerupai silinder tanpa penyempitan dari bidang pintu atas panggul sampai bidang pintu bawah panggul. Bentuk panggul ini ditemukan pada 45% wanita.29
b.    Panggul anthropoid
Panggul yang memiliki suatu bentuk agak lonjong seperti telur, pada bidang pintu atas panggul dengan diameter terpanjang antero-posterior. Oleh karena segmen posterior panjang dan sempit, kepala janin tegak lurus terhadap diameter transversal dari pintu atas panggul. Arkus pubis sempit dan lebarnya kurang dari 2 jari, sehingga menyebabkan penyempitan pintu bawah panggul. Bentuk panggul ini ditemukan pada 35% wanita.
c.    Panggul android
Panggul mirip laki-laki, mempunyai reputasi jelek dan lebih jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid. Panggul android ditandai oleh daerah segmen posterior yang sempit dengan ujung sakrum menonjol ke depan dan segmen anterior relatif panjang. Dilihat dari pintu atas panggul tampak seperti bentuk segitiga, tulang-tulang dari panggul android umumnya berat sehingga ruangan untuk penurunan kepala juga terbatas. Spina iskiadika menonjol ke dalam jalan lahir dan pintu bawah panggul menunjukan suatu arkus pubis yang menyempit. Bentuk panggul ini ditemukan pada 15% wanita.
d.        Panggul platipelloida
Panggul berbentuk datar dengan tulang-tulang yang lembut, jenis panggul ini paling jarang dijumpai dan jumlahnya kurang dari 5% ditemukan pada wanita. Pintu atas panggul lebih jelas terlihat dimana menunjukan pemendekan dari diameter antero-posterior, sebaliknya diameter transversal lebar. Penyempitan panggul tengah bukanlah suatu masalah, karena arkus pubis sangat lebar dan sakrum pendek mengarah kebelakang, maka distosia pada pintu bawah panggul jarang terjadi.29
Frekuensi dan ukuran jenis-jenis panggul berbeda diantara berbagai bangsa, dipengaruhi faktor sosial dan ekonomi. Pada panggul ukuran normal dan jenis apapun panggulnya, kelahiran pervaginam janin dengan Berat Badan (BB) yang normal tidak akan mengalami kesukaran. Akan tetapi karena pengaruh gizi, ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil dari pada standar normal sehingga bisa terjadi kesulitan dalam persalinan pervaginam. Terutama kelahiran pada panggul android dapat menimbulkan distosia yang sukar diatasi.27 Saluran (kanal) pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu atas panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.
a.         Pintu atas panggul atau inlet
Pintu atas panggul atau inlet, bagian belakangnya dibatasi oleh promontorium dan ala ossis sacri, sedangkan bagian depan oleh tulang-tulang pubis. Pada pelvis normal wanita, pintu atas panggul berbentuk bulat kecuali pada promontorium sakrum yang menonjol.


Ada 2 diameter terpenting pada pintu atas panggul yaitu :
§  Diameter antero-posterior dari promontorium sakrum ke simfisis pubis, ukuran normal diameter antero-posterior adalah 11-12 cm. Diameter ini dapat diperkirakan dengan jari-jari tangan ketika melakukan pemeriksaan vagina.
§  Diameter transversal adalah bagian terlebar dari pintu atas panggul dengan ukuran 13 cm.
b.        Rongga panggul
Rongga panggul adalah kanal yang melengkung diantara pintu atas dan pintu bawah panggul. Pada pelvis normal wanita rongga ini berbentuk sirkuler, melengkung ke dalam dan seluruh diameternya berukuran sekitar 12 cm.
c.         Pintu bawah panggul atau outlet
Pintu bawah panggul berbentuk seperti wajik (diamond) dan bagian anterior dibatasi oleh arkus pubis dimana pelvis normal wanita membentuk sudut 900. Pada bagian lateral dibatasi oleh spina iskiadika dan dibagian posterior oleh koksigis dan ligament sakro-tuberosa.
Diameter terpenting pada pintu bawah panggul yaitu :
§  Diameter transversal atau diameter inter-tuberosa berukuran 11 cm.
§  Diameter antero-posterior yang diukur dari aspek arkus pubis ke koksigis selama kelahiran kepala janin, koksigis melengkung ke belakang sehingga diameter membesar. Diameter yang besar ini berukuran sekitar 13 cm.10
9.        Fungsi Panggul Wanita
Fungsi umum panggul wanita yaitu :
a.    Bagian keras panggul wanita
§   Panggul besar berfungsi menyangga isi abdomen (perut).
§   Panggul kecil berfungsi membentuk jalan lahir dan tempat alat genitalia.
b.    Bagian lunak panggul wanita
§  Membentuk lapisan dalam jalan lahir.
§  Menyangga alat genitalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun saat kala nifas.
§  Saat persalinan berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar