Senin, 25 Mei 2015

makalah teori hendrik bloom untuk kebidanan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kebanyakan orang bilang sehat itu mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu? menurut pendapat para Ilmu Kesehatan Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus memakan- makanan yang penuh dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-lain.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Dalam kehidupan manusia mempunyai sebuah kesehatan dimana seseorang merasa baik dengan fisik dan mentalnya lebih tepatnya sehat yaitu suatu kondisi yang bebas dari berbagai jenis penyakit baik secara fisik, mental, maupun sosial. Konsep Sehat adalah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima berdasarkan kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas masyarakat sekitarnya.
Sebagian besar masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun di lain pihak, bagi beberapa individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh kesehatan dalam diri mereka.
Perilaku sehat-sakit dari setiap individu tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari bagaimana individu dalam sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari setiap kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan yang dianut oleh setiap individu tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan dalam sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi sebuah budaya.
Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari kesadaran dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menahan diri untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedok-teran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu.
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan di masyarakat menurut beberapa ahli, contohnya menurut Hendrik Bloom
1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai tugas dari dosen mata pelajaran.
2.      Tujuan khusus
a.       Mengetahui teori tentang Hendrik Bloom
b.      Mengetahui tentang Hendrik Bloom
c.       Memberi pengetahuan tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi status kesehatan menurut Hendrik Bloom.
1.3    Manfaat
     Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
a.       Guna menambah wawasan mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini.
b.      Mengembangkan pemahaman seorang maupun mahasiswa tentang   konsep sehat sakit khususnya mengenai faktor yang mempengaruhi status kesehatan menurut salah satu ahli.
c.       Melatih mahasiswa dalam pembuatan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Teori H.L Blum
Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita terhadap kesehatan juga mengalami perubahan. Apabila dahulu kita mempergunakan paradigma sakit yakni kesehatan hanya dipandang sebagai upaya menyembuhkan orang yang sakit dimana terjalin hubungan dokter dengan pasien (dokter dan pasien). Namun sekarang konsep yang dipakai adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan dipandang sebagai suatu tindakan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan individu ataupun masyarakat (SKM dan masyarakat).
Dengan demikian konsep paradigma sehat H.L. Blum memandang pola hidup sehat seseorang secara holistik dan komprehensif. Masyarakat yang sehat tidak dilihat dari sudut pandang tindakan penyembuhan penyakit melainkan upaya yang berkesinambungan dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang digunakan. Dimana kebijakan pemerintah berorientasi pada penyembuhan pasien sehingga terlihat jelas peranan dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga medis dan paramedis mendominasi. Padahal upaya semacam itu sudah lama ditinggalkan karena secara finansial justru merugikan negara. Anggaran APBN untuk pendanaan kesehatan diIndonesia semakin tinggi dan sebagian besar digunakan untuk upaya pengobatan seperti pembelian obat, sarana kesehatan dan pembangunan gedung. Seharusnya untuk meningkatan derajat kesehatan kita harus menaruh perhatian besar pada akar masalahnya dan selanjutnya melakukan upaya pencegahannya. Untuk itulah maka upaya kesehatan harus fokus pada upaya preventif (pencegahan) bukannya curative (pengobatan).
Namun yang terjadi anggaran untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui program promosi dan preventif dikurangi secara signifikan. Akibat yang ditimbulkan adalah banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi, biaya obat untuk puskesmas meningkat, pencemaran lingkungan tidak terkendali dan korupsi penggunaan askeskin. Dampak sampingan yang terjadi tersebut dapat timbul karena kebijakan kita yang keliru.
2.2       Sejarah  Singkat Hendrik Bloom
Dr Henrik L. Bloom atau yang lebih di kenal dengan nama HL Bloom adalah seorang profesor emeritus administrasi kesehatan dan perencanaan di University of California, Berkeley, dan pelopor dalam reformasi perawatan kesehatan.
Hendrik L. Bloom lahir pada 11 November 1915, di San Fransisco. Dibesarkan di sebuah daerah pertanian di distrik Napa. Perhatian yang tulus oleh rekan-rekannya selama mengalami kesusahan menjadikan HL Blum tumbuh dan memiliki tingkat sensitivitas dan perhatian yang tinggi untuk individu tidak mendapat pelayanan dari lembaga-lembaga sosial. HL Bloom juga berbakat dalam seni musik khususnya dia sangat unggul dalam memainkan piano dan juga berbakat dalam kegiatan-kegiatan lapangan.
Pada tahun 1937, HL Bloom memperoleh gelar sarjana kimia dari UC Berkeley. Dan pada masa studinya di universitas tersebut dia bertemu dengan yang juga seorang mahasiswi di UC Berkeley, Mariam H. Ehrich, yang mengambil studi kesejahteraan sosial. Mereka menikah pada tahun 1939 Malam Natal dan tetap bersama sampai kematiannya pada 21 Oktober 2005.
HL Bloom melanjutkan untuk mendapatkan MD-nya pada tahun 1942 dari UC San Francisco dan master di bidang kesehatan publik dari Harvard University pada tahun 1948. Antara studi lanjutan gelar, ia bekerja dari 1944-1945 sebagai asisten dokter di Johns Hopkins University, dan kemudian dari 1946-1947 sebagai mahasiswa di Universitas Stanford.
Dari 1950 sampai 1966, Blum menjabat sebagai petugas kesehatan bagi Contra Costa County, di mana dia membantu mendirikan berbagai program kesehatan masyarakat, termasuk skrining visi di sekolah, masyarakat kesehatan mental dan konseling genetik.
Pada saat menjabat sebagai petugas kesehatan, HL Bloom juga menjabat sebagai dosen di UC Berkeley's School of Public Health sampai tahun 1966. Ketika ia bergabung dengan fakultas sebagai profesor klinis. Dua tahun kemudian, ia menjadi profesor perencanaan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1970, didirikan Program Blum sekolah dalam Perencanaan dan Kebijakan, memimpin program ini hingga pensiun pada tahun 1984.
William Reeves, seorang profesor UC Berkeley akhir emeritus epidemiologi dan rekan Bloom selama lebih dari 40 tahun, pernah menggambarkan bagaimana pengalaman Blum sebagai petugas kesehatan dipengaruhi pendekatan untuk penelitian dan mengajar. Dianggap sebagai bapak perencanaan kesehatan, Bloom melihat kebutuhan untuk menanamkan struktur dan organisasi ke dalam sistem perawatan kesehatan yang terputus-putus, tidak efisien dan, di atas segalanya, tidak adil.
"Sampai bagian dari Medicare dan undang-undang Medicaid di pertengahan 1960-an, penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan lansia hampir tidak ada," kata Richard Bailey, UC Berkeley profesor emeritus kebijakan kesehatan dan administrasi dan seorang rekan Blum selama lebih dari tiga dekade. "Mengandalkan pada amal dokter lokal dan rumah sakit biasanya merendahkan, sedangkan ketersediaan pelayanan di klinik kesehatan masyarakat dan rumah sakit yang dijalankan oleh kabupaten dan kotamadya itu jerawatan dan terkenal kekurangan dana. The infus besar-besaran pendanaan federal membuat semua orang menyadari kekurangan kritis dokter , perawat, dokter gigi dan profesional kesehatan lainnya, serta fasilitas yang memberikan pelayanan. "
Dalam lingkungan ini, Bloom membayangkan sebuah sistem kesehatan yang komprehensif bagi Amerika Serikat yang secara aktif terlibat konsumen dan partisipasi operator dalam pengambilan keputusan tentang jenis pelayanan kesehatan harus tersedia secara lokal, regional dan nasional.
"Dr Bloom berada di tepi pemotongan teori-teori baru tentang bagaimana untuk membantu sektor kesehatan publik dan swasta bekerja sama," kata Bailey. "Inovasi adalah mendapatkan anggota komunitas terlibat dalam keputusan-keputusan yang akan berdampak hidup mereka." Howard Barkan, salah satu mantan siswa lulusan Blum di UC Berkeley, mencatat bahwa beberapa ide Blum untuk penyediaan layanan kesehatan sekarang taken for granted.
"Dr Bloom membuat terobosan konseptual utama dalam perencanaan rasional bagi kesehatan dan layanan kesehatan sumber daya, dan itu adalah ide lokasi layanan di mana mereka akan diperlukan," kata Barkan, yang sekarang menjadi biostatistician dan metodologi penelitian di Kaiser Permanente . "Seperti yang jelas seperti itu suara sekarang, pada 1960-an dan 1970-an, itu radikal."
Barkan menambahkan bahwa Bloom adalah mentor inspirasional dan berpengaruh kepada para mahasiswanya. "Dr Bloom dibayar langsung perhatian dan menghabiskan jumlah besar waktu bekerja dengan murid-muridnya," kata Barkan. "Kebanyakan program kesehatan setempat terfokus pada pengendalian penyakit menular dan biasanya dalam kerangka administrasi yang cukup kaku," tulis Reeves dalam pengenalan sejarah lisan Blum.
"Henrik diterbitkan pada masalah bahwa ia telah dibahas dalam Contra Costa County, seperti deteksi diabetes, konseling genetik, program makan siang sekolah, kesehatan mental, skrining visi, pendidikan keselamatan dan fluoridasi air. Dalam setiap kasus, ia berfokus pada pengakuan terhadap kebutuhan masyarakat, sumber daya dan perhatian, dan partisipasi yang penting bagi penyelesaian masalah. "
Sepanjang karirnya, Bloom telah mengadakan janji mengajar di Stanford University's Medical School serta di UC Berkeley. Pada tahun 1991, ia dipanggil kembali dari pensiun untuk melayani sebagai ketua interim UC Berkeley-UCSF Bersama Program Kedokteran, posisi yang diselenggarakan selama tiga tahun. Dia juga bekerja sebagai konsultan atau anggota berbagai komite untuk National Institutes of Health, American Public Health Association, US Public Health Service, US Department of Health and Human Services, US Agency for International Development, dan Organisasi Kesehatan Dunia. Dia adalah wakil presiden Amerika Asosiasi Kesehatan Masyarakat pada tahun 1990.
Blum sama-sama aktif dalam pembangunan lokal dan negara kesehatan masyarakat, menjabat sebagai Presiden Konferensi California Pejabat Lokal Kesehatan dan California Utara Asosiasi Kesehatan Masyarakat. Dia juga menjabat sebagai ketua dewan penyantun dari Alta Bates Rumah Sakit di Berkeley, dan membantu mendirikan dan memimpin Corp menyembuhkan, Bay Area sebuah organisasi perawatan kesehatan.
Selain berbagai publikasi Blum penelitian, ia menulis teks tengara tiga pada kesehatan masyarakat dan perencanaan kesehatan - "Administrasi Kesehatan Masyarakat: Sebuah Sudut Pandang Kesehatan Masyarakat," "Kesehatan Perencanaan" dan "Perencanaan untuk Kesehatan."
Di antara banyak penghargaan itu adalah Memorial Medal 1985 Sedgwick, kehormatan paling bergengsi dari American Public Health Association; Schlesinger Award tahun 1985 dari American Health Association Perencanaan dan Citation Berkeley tahun 1984, salah satu penghargaan tertinggi di kampus. Dia juga menerima Beasiswa Fulbright ke Swedia pada tahun 1986, dan pada tahun 1987, ia menghabiskan waktu setahun di Cina Barat Universitas Ilmu Kesehatan di Chengdu, Cina, sebagai dosen tamu.
2.3    Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Menurut Hendrik Bloom
Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan dialamiIndonesiasebagai
Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak masyarakat kota yang mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian membuktikan wilayahIndonesiapotensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.Ada apa dengan pemerintah ? Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat (public health) sehingga kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing fackor yang saling keterkaitan, berikut penjelasannya :
1.      Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam menyukseskan program-program kesehatan.
2.      Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit yang berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
3.      Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.
4.      Genetik / Keturunan
Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak saja anakIndonesiayang status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal potensi alamIndonesiacukup mendukung. oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus dijalankan, terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan kms harus rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang.
2.4            Derajat Kesehatan Masyarakat
Menurut Hendrik L Blum, peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang dapat diukur dari tingkat mortalitas dan morbiditas penduduk yang dipengaruhi oleh empat factor penentu, yaitu : factor – factor lingkungan (45 persen), perilaku kesehatan (30 persen), pelayanan kesehatan (20 persen) dan kependudukan / keturunan (5 persen). 
BAB III
PENUTUP
3.1        Kesimpulan
       Kesehatan sangat mahal harganya sehingga kita harus menjaga jasmani dan rohani kita agar tetap sehat. Menurut teori yang dikemukakan oleh Hendrik Bloom bahwa status kesehatan itu di pengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (keturunan). Keempat faktor itu saling berkaitan satu sama lainnya.
3.2    Saran
       Saran kami agar makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menambah wawasan kita semua  tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi status kesehatan menurut Hendrik Bloom. Selain itu kita juga dapat mengetahui sejarah singkat Hendrik Bloom sebagai “The father of Public Health”. Selain itu kita juga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar status kesehatan kita tetap terjaga, sehat selalu dan pelayanan kesehatan serta lingkungan yang ada di Indonesia khususnya di daerah kita dapat menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar