BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Sejarah
menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan posisi
seorang bidanmenjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya
sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong
ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman
prasejarah dalam naskah kuno telah tercatat bidan dari Mesir (Siprah dan Poah)
yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa
Yahudi yag diperintahkan Fraun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukan sikap
moral yang tinggi dan memebela yang lemah. Seiring dengan berjalannya waktu,
dalam pelayanan kebidanan terjadi pula perkembangan dalam bentuk-bentuk model
kebidanan di Indonesia. Model teori kebidanan Indonesia diadopsi dari teori
yang bersumber dari masyarakat dan beberapa model negara dengan didasarkan dari
teori yang telah ada.
Teori
adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan dituangkan kedalam gambaran
berupa objek tentang suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti
untuk menggambarkan fenomana sosial yang menarik perhatiannya. Teori berfungsi
sebagai jalur logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk
menerangkan hubungan pengaruh antar fenomena yang dikaji.
Dalam lingkup dunia kebidanan
dikenal berbagai teori-teori yang mendasari praktek para bidan-bidan tersebut.
Uraian teori kebidanan yang diutarakan oleh empat orang perawat kebidanan dan
seorang bidan yang menjadi landasan utama dalam praktik bidan masa kini.
Salah satunya adalah Joy Lehrman
yang akan kami bahas dalam makalah ini.
1.2 LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu di Indonesia
masih tinggi yaitu 307 per 100.000 dibandingkan dengan angka kematian ibu di
negara maju yang berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor penyebab tinggi angka
kematian tersebut antaralain perdarahan, eklamsi, aborsi tidak aman, trauma
kehamilan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan
eklamsi. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, kurang
energi, dan keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dan banyak). Kematian
ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori mendasar, seperti
ketidakberdayaan dan taraf pendidikan yang rendah.
Banyak kematian ibu dapat dicegah
dan diturunkan, misalnya kematian akibat perdarahan dengan perssalinan cepat
dan tepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga kesehatan yang terlatih dan
terdidik.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka pada makalah ini kami akan membahas kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan
(pelayanan antenatal) Menurut Teori Ela Joy Lehrman pada Ibu A”
1.3 RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana
teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman
b. Bagaimana
penerapan atau asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu A
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 TEORI
KEBIDANAN MENURUT ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN
Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek
praktik memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada
persalinan.
Lehrman
mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1. Asuhan yang berkesinambungan
Seorang bidan harus memeberikan
asuhan kepada wanita secara terus-menerus mulai dari awal kehamilan,
persalinan, nifas dan post artum agar klien dapat melewati masa-masa ini dengan
baik.
2. Keluarga
sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat
asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang terdekat klien yang
dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam hal ini seorang bidan
harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memeberikan
asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di
rumah pada saat sang bidan tidak dapat memantau seara langsung, keluargalah
yang berperan.
3. Pendidikan dan
konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien
adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain itu, konseling juga
merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada klien.
Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain,
sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
4. Tidak ada
intervensi dalam asuhan
Artinya dalam pelayanan atau memberi
asuhan, pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka
dalam hal ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan
asuhan yang sesuai.
5. Fleksibilitas
dalam asuhan
Penerapnnya adalah seorang bidan
dalam melakukan praktiknya tidak boleh kaku saat melakukan tindakan atau pada
saat memeberikan asuhan, agar pasien merasa nyaman dengan tindakan yang bidan
lakukan.
6. Keterlibatan
dalam asuhan
Dalam memebrikan asuhan, seorang
pelayan kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau terlibat dalam
melaksanankan asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi nutrisi
yang baik untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga
dengan membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau
bidan tidak hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam
praktik asuhan tersebut.
7. Advokasi dari pelayanan kebidanan
Tenaga kesehatan menerapkan teori
ini dengan selalu memeberikan inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan
tindakan kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak
8. Waktu
Seorang bidan yang profesional akan
selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut
mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar
asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda.
Asuhan
Partisipatif
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan
pasien klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi; klien akan melakukan
palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji
cobakan oleh Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil
penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang
telah dibuat oleh Lehrman, yaitu
§ Tehnik
terapeutik
§ Pemberdayaan
Tehnik
Terapeutik
Proses
komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan,
misalnya : mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak
menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian ijin.
Empowerment
(pemberdayaan)
Suatu proses
memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan pendekatan akan
meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan
memberi dukungan.
Lateral
Relationship (hubungan sesama)
Menjalin
hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan klien, sehingga
antara bidan dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati atau berbagi
pengalaman
Ante Natal Care
(ANC)
Pengertian Ante
Natal Care (ANC)
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan
antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Standart Pelayanan Ante Natal
Care (ANC)
Standar 1 :
Metode Asuhan
Asuhan
kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah :
Pengumpulan data dan analisa data, penentuan diagnosa perencanaan, evaluasi dan
dokumentasi.
Standar 2 :
Pengkajian
Pengumpulan
data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3:
Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan
kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Standar 4:
Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan
memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan
risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit
Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Immuno Deficiency
Virus); memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan rnerujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
Standar
5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan
pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Standar 6:
Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan
tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 :
Pengelolaan Dini Hipertensi pada
Kehamilan
Bidan menemukan
secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda
serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
Standar 8 :
Persiapan Persalinan
Bidan
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan
gawat darurat. Bidan hendaknya kunjungan rumah untuk hal ini.(PPIBI,
1999:26-27)
Penatalaksanaan Ante
Natal Care (ANC)
Pelayanan Ante
Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal
Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas
indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun
dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayananAnte
Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
(Timbang) berat badan
Ukuran berat
badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat
badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
(Ukur (tekanan) darah
Untuk
mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.
Ukur (tinggi)
fundus uteri
Pemeriksaan abdominal
secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta
bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
Pemberian
imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap
Untuk mencegah tetanus
neonatorum.
Tabel 1
Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen
|
Interval
(selang waktu minimal)
|
Lama perlindungan
|
% Perlindungan
|
TT 1
|
Pada
kunjungan antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT 2
|
4 minggu
setelah TT 1
|
3 tahun
|
80
|
TT 3
|
1-6 bulan
setelah TT 2
|
5 tahun
|
95
|
TT 4
|
1 tahun
setelah TT 3
|
10 tahun
|
95
|
TT 5
|
1 tahun
setelah TT 4
|
25 tahun
|
99
|
Keterangan :
apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi
yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum
Pemberian
(tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
(Tes)
terhadap penyakit menular seksual
Melakukan
pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.
(Temu)
wicara dalam rangka pensiapan rujukan.
Memberikan
saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda
resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001:23)
Menurut buku
Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), Tujuan Ante
Natal Care (ANC) adalah:
- Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
- Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
- Mengenali
secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
- Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
- Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
- Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal
Kunjungan Ante
Natal Care (ANC)
Kunjungan
ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu
hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak
tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan
ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC)
sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI,
2001:31)
·
Kunjungan ibu hamil (Kl)
Kunjungan baru
ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.
·
Kunjungan ulang
Kunjungan ulang
adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya,
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode
kehamilan berlangsung.
·
K4
K4 adalah
kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar
yang ditetapkan dengan syarat:
1) Satu
kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2) Satu
kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3) Dua
kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke36).
4) Pemeriksaankhususbilaterdapatkeluhan
keluhantertentuKonsepPemeriksaanKehamilan:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
- PemeriksaanUmum
- Pemeriksaankhususobstetri
- Pemeriksaanpenunjang
3. Diagnosis
/ kesimpulan
4. Diagnosis
banding
5. Prognosi
2.2 PENERAPAN PELAYANAN
ANTENATAL ATAU PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU A
1. KEHAMILAN
Masa kemahilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik
maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya
kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup
bulan, melalui jalan lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kelahiran normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal adalah :
· Memperhatiakan
perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
· Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
· Mengenali
sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
· Mempersiapkan
proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
· Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
· Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh
secara normal.
Asuhan antenatal yang diberikan
bidan pada masa kehamilan ibu A adalah :
1. Mengumpulkan
data-data dari ibu A, seperti :
· Biodata
· Riwayat
kehamilan
· Riwayat
kebidanan
· Riwayat
kesehatan dahulu dan sekarang
· Riwayat
sosial ekonomi
2. Melakukan
pemeriksaan fisik, contohnya :
· Tekanan
darah
· Denyut
jantung ibu A
· Gerakan
janin
3. Membantu
ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan
darurat, seperti :
· Mempersiapkan
pertolongan dan tempat kelahiran serta keuangan untuk persiapan persalinan.
· Mempersiapkan
rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan transportasi ke tempat
rujukan, mempersiapkan donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan
jika pihak pertama tidak ada ditempat.
4. Memberi
konseling pada ibu A tentang gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada
ibu A untuk mencari pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya,
merencanakan dan mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga
kebersihan diri.
2. PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal
adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai
adanya penyulit.
Asuhan antenatal yang diberikan
bidan pada masa persalinan ibu A adalah :
1. Membantu
ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah
2. Memberi
dukungan emosional pada ibu.
3. Memberikan
informasi atas kemajuan persalinannya.
4. Memeberikan
perhatian yang lebih kepada ibu.
5. Menyarankan
ibu untuk sering berjalan.
6. Melibatkan
suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
7. Mengajarkan
teknik bernafas.
8. Memberi
minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah
dehidrasi.
9. Bidan
harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.
3. MASA
NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam
setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu berikutnya.
Asuhan antenatal yang diberikan
bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :
1. Membersihkan
bayi yang sudah dilahirkan.
2. Mendekatkan
bayi kepada ibu A.
3. Menganjurkan
ibu A untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
4. Memastikan
ibu A mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
5. Memastikan
ibu A dapat menyusui bayinya dengan baik.
6. Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
7. Menanyakan
pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
8. Memberikan
konseling untuk KB
9. Menganjurkan
ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri
2.3
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)
Pengetahuan
Ketidakmengertian
ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu
hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
Ekonomi
Tingkat ekonomi
akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga rendah
tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang
timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi
dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan
kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
Sosial Budaya
Keadaan
lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang
wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
Geografis
Letak geografis
sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu
hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit
menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan kasus ibu A diatas
dapat disimpulkan bahwa pelayanan kebidanan antenatal pada ibu A harus
diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan, persalinan dan
nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Sehingga asuhan yang
diberikan benar dan bermanfaat.
3.2 SARAN
Meskipun
Makalah ini telah rampung mulai dari bab pertama hingga bab terakhir, tapi
penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka
dari itu penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini
sebagai bahan pijakan untuk diskusi demi melengkapi referensi pengetahuan
tentang Kebidanan dan segala aspek yang berhubungan dengannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Asrinah,dkk. 2010. Konsep
Kebidanan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Estiwidani Dwana,dkk. 2008. Konsep
Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya.
Mufdlilah,dkk. 2012. Konsep
Kebidanan. Yogyakarta:Medical Book.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar