Minggu, 24 Mei 2015

MAKALAH TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  PENDAHULUAN

Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan posisi seorang bidanmenjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah dalam naskah kuno telah tercatat bidan dari Mesir (Siprah dan Poah) yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yag diperintahkan Fraun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukan sikap moral yang tinggi dan memebela yang lemah. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam pelayanan kebidanan terjadi pula perkembangan dalam bentuk-bentuk model kebidanan di Indonesia. Model teori kebidanan Indonesia diadopsi dari teori yang bersumber dari masyarakat dan beberapa model negara dengan didasarkan dari teori yang telah ada.
Teori adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan dituangkan kedalam gambaran berupa objek tentang suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomana sosial yang menarik perhatiannya. Teori berfungsi sebagai jalur logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar fenomena yang dikaji.

Dalam lingkup dunia kebidanan dikenal berbagai teori-teori yang mendasari praktek para bidan-bidan tersebut. Uraian teori kebidanan yang diutarakan oleh empat orang perawat kebidanan dan seorang bidan yang menjadi landasan utama dalam praktik bidan masa kini.
Salah satunya adalah Joy Lehrman yang akan kami bahas dalam makalah ini.



1.2  LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 dibandingkan dengan angka kematian ibu di negara maju yang berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor penyebab tinggi angka kematian tersebut antaralain perdarahan, eklamsi, aborsi tidak aman, trauma kehamilan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsi. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, kurang energi, dan keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dan banyak). Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori mendasar, seperti ketidakberdayaan dan taraf pendidikan yang rendah.
Banyak kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan, misalnya kematian akibat perdarahan dengan perssalinan cepat dan tepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga kesehatan yang terlatih dan terdidik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada makalah ini kami akan membahas kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan (pelayanan antenatal) Menurut Teori Ela Joy Lehrman pada Ibu A”

1.3  RUMUSAN MASALAH

a.       Bagaimana teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman
b.      Bagaimana penerapan atau asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu A

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  TEORI KEBIDANAN  MENURUT  ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN
Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan  8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1.       Asuhan yang berkesinambungan
Seorang bidan harus memeberikan asuhan kepada wanita secara terus-menerus mulai dari awal kehamilan, persalinan, nifas dan post artum agar klien dapat melewati masa-masa ini dengan baik.
2.       Keluarga sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam hal ini seorang bidan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memeberikan asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat sang bidan tidak dapat memantau seara langsung, keluargalah yang berperan.
3.       Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada klien. Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain, sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
4.       Tidak ada intervensi dalam asuhan
Artinya dalam pelayanan atau memberi asuhan, pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka dalam hal ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan asuhan yang sesuai.
5.       Fleksibilitas dalam asuhan
Penerapnnya adalah seorang bidan dalam melakukan praktiknya tidak boleh kaku saat melakukan tindakan atau pada saat memeberikan asuhan, agar pasien merasa nyaman dengan tindakan yang bidan lakukan.
6.       Keterlibatan dalam asuhan
Dalam memebrikan asuhan, seorang pelayan kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau terlibat dalam melaksanankan asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi nutrisi yang baik untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga dengan membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau bidan tidak hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik asuhan tersebut.
7.       Advokasi dari pelayanan kebidanan
Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu memeberikan inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak
8.       Waktu
Seorang bidan yang profesional akan selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda.

Asuhan Partisipatif
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu
§  Tehnik terapeutik
§  Pemberdayaan
Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian ijin.
Empowerment (pemberdayaan)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.
Lateral Relationship (hubungan sesama)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman

Ante Natal Care (ANC)
                    Pengertian Ante Natal Care (ANC)
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
 Standart Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Standar 1 : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah : Pengumpulan data dan analisa data, penentuan diagnosa perencanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Standar 2 : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Immuno Deficiency Virus); memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan rnerujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan           
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.




Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan hendaknya kunjungan rumah untuk hal ini.(PPIBI, 1999:26-27)

Penatalaksanaan Ante Natal Care (ANC)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayananAnte Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
 (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
 (Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.


Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum.
Tabel 1  Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen
Interval
(selang waktu minimal)
Lama perlindungan
% Perlindungan
TT 1
Pada kunjungan antenatal pertama
-
-
TT 2
4 minggu setelah TT 1
3 tahun
80
TT 3
1-6 bulan setelah TT 2
5 tahun
95
TT 4
1 tahun setelah TT 3
10 tahun
95
TT 5
1 tahun setelah TT 4
25 tahun
99
Keterangan :   apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum

Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
(Tes)  terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.
(Temu)  wicara dalam rangka pensiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001:23)
Menurut buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), Tujuan Ante Natal Care (ANC) adalah:
  1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
  3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
  4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
  5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
·         Kunjungan ibu hamil (Kl)
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.

·         Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
·         K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:
1)      Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2)      Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3)      Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke36).
4)      Pemeriksaankhususbilaterdapatkeluhan keluhantertentuKonsepPemeriksaanKehamilan:

1.      Anamnesa
2.      Pemeriksaan
-          PemeriksaanUmum
-          Pemeriksaankhususobstetri
-          Pemeriksaanpenunjang
3.      Diagnosis / kesimpulan
4.      Diagnosis banding
5.      Prognosi
2.2  PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL  ATAU PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU A

1.      KEHAMILAN
Masa kemahilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup bulan, melalui jalan lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kelahiran normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

Tujuan asuhan antenatal adalah :
·         Memperhatiakan perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
·         Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
·         Mengenali sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
·         Mempersiapkan proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
·         Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
·         Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh secara normal.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa kehamilan ibu A adalah :
1.      Mengumpulkan data-data dari ibu A, seperti :
·         Biodata
·         Riwayat kehamilan
·         Riwayat kebidanan
·         Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
·         Riwayat sosial ekonomi
2.      Melakukan pemeriksaan fisik, contohnya :
·         Tekanan darah
·         Denyut jantung ibu A
·         Gerakan janin
3.      Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat, seperti :
·         Mempersiapkan pertolongan dan tempat kelahiran serta keuangan untuk persiapan persalinan.
·         Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan transportasi ke tempat rujukan, mempersiapkan donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak pertama tidak ada ditempat.
4.      Memberi konseling pada ibu A tentang gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu A untuk mencari pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.
2.      PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu A adalah :
1.      Membantu ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah
2.      Memberi dukungan emosional pada ibu.
3.      Memberikan informasi atas kemajuan persalinannya.
4.      Memeberikan perhatian yang lebih kepada ibu.
5.      Menyarankan ibu untuk sering berjalan.
6.      Melibatkan suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
7.      Mengajarkan teknik bernafas.
8.      Memberi minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah dehidrasi.
9.      Bidan harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.
3.      MASA NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu berikutnya.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :
1.      Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.
2.      Mendekatkan bayi kepada ibu A.
3.      Menganjurkan ibu A untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
4.      Memastikan ibu A mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
5.      Memastikan ibu A dapat menyusui bayinya dengan baik.
6.      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
7.      Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
8.      Memberikan konseling untuk KB
9.      Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Ante Natal Care (ANC)
Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
            Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).

BAB III
KESIMPULAN

3.1   KESIMPULAN
Dari pembahasan kasus ibu A diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kebidanan antenatal pada ibu A harus diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan, persalinan dan nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Sehingga asuhan yang diberikan benar dan bermanfaat.

3.2  SARAN
Meskipun Makalah ini telah rampung mulai dari bab pertama hingga bab terakhir, tapi penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka dari itu penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebagai bahan pijakan untuk diskusi demi melengkapi referensi pengetahuan tentang Kebidanan dan segala aspek yang berhubungan dengannya.

 DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Estiwidani Dwana,dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya.
Mufdlilah,dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Medical Book.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar