BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Masa nifas merupakan suatu keadaan
yang fisiologis yang akan dialami oleh seorang wanita setelah mengalami proses
persalinan. Saat menalami nifas, banyak wanita yang merasakan beberapa gangguan
atau rasa cemas akibat beberapa faktor penentu. Faktor yang dapat
menentukanatau dapat menyebabkan adanya gangguan pada psikologi ibu sangatlah
banyak sekali, seperti rasa kehilangan janinnya
yang telah terpisah dari dirinya, faktor ekonomi yang menekan keadaan
ibu, dan masih banyak lagi faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada
psikologi ibu masa nifas.
Devinisi masa nifassangatlah banyak
versi, hal ini tergantung dari ahli yang mencetuskan masa nifas itu sendiri.
Pada dasarnya masa nifas memiliki satu makna yang sama yakni masa setelah
persalinan hingga 6 minngu setelah persalinan.
Dalam masa nifas, tubuh ibu akan
mengalami pemulihan pada bentuk semula yakni bentuk sebelum hamil. Perubahan
perubahan tersebut seperti perubahan pada sistem pencernaan, perkemihan,
hormonal, musculoskinetal, kardivvaskuler, hematologi,psikologi ibu dan
sebagainya. Perubahan peruhan tersebut merupakan perubahan yang fisiologis yang
terjadi selama masa nifas jika erubahan tersebut masih dalam batar normal dan
tidak mengarah ke keadaan patologi.
Oleh karena itu, sebagai tenaga
kesehatan yang paling dekat dengan klien (bidan), kita wajib mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu termasuk psikologi ibu pada masa
nifas agar tidak terjadi keadaan yang mengarah patologi dan keadaan tersebut dapat
segera diatasi bahkan dicegah secara dini. Segala hal tersebut dapat diketahui
dengan adanya tanda-tanda yang mengarah pada salah satu perubahan yang
patologi. Oleh karena itu bidan wajib mengetahui tanda dan gejala guna
penanganan pertama jika menemukan kasus seperti itu saat berada dilapangan
(dunia kesehatan).
1.2.Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah diaantaranya:
Agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang devinisi masa nifas, dan perubahan psikologi pada masa nifas.
Agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang jenis-jenis gangguan psikologi dan penatalaksanaannya.
1.3.Manfaat
Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya:
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
devinisi masa nifas dan perubahan psikologi pada ibu yang sedang nifas.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
macam atau jenis gangguan psikologi pada ibu nifas dan penatalaksanaanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Masa nifas
Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga
pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa nifas
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi serta guna melakukan pendeteksian secara
dini tentang adanya keadaan yang mengarah komplikasi.
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Nifas (peurperium) berasal
dari bahasa latin. Peurperium ini sendiri berasal dari 2 dua suku kata yakni
peur dan parous. Peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa peurperium merupakan masa setelah melahirkan.
Peurperium atau nifas juga dapat diartikan sebagai masa postpartum atau
masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai 6 minggu
berikutnyadisertai pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan
yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan
saat melahirkan.
Beberapa tahapan masa nifas diantaranya:
Peurperium
dini : masa kepulihan, dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan
serta menjalankan aktifitasnya layaknya wanita normal lainnya
Peurperium
intermediate : suatu kepulihan menyeluruh alar-alat genitalia yang lamanya sekitar
6_8 minngu.
Peurperium
remote : waktu yang dibutuhkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.2.Adaptasi Psikologi Masa Nifas
Psikologi pada ibu nifas sebenarnya telah mengalami proses adaptasi sejak
ibu tersebut dalam kondisi hamil. Perubahan perubahan psikologi pada setiap
individu tentunya berbeda, hal ini dipengaruhi oleh kondisi psikologi ibu
sebelum hamil.
Pengalaman menjadi orang tua khususnya menjadi seorang ibu tidaklah selalu
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi setiap wanita atau pasangan suami
istri.
Banyak hal menambah beban hingga membuat seorang wanita merasa down. Banyak
wanita yang merasa tertekan pada saat
setelah melahirkan, sebenarnya itu hal yang
wajar. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus
dijalani ibu. Tanggung jawab seorang ibu semakin besar dengan lahirnya bayi
yang baru lahir. Dukunagn dan perhatian dari seluruh anggota keluarga lainnya
merupakan dukungan yang positif bagi ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah
melahirkan, ibu akan mengalami fase fase sebagai berikut:
Fase taking
in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses
persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu
menjadi pasif terhadap lingkungannya.
Gangguan psikologi pada fase ini biasanya antara lain:
Kekecewaan karena tidak mendapatkan
apa yang diinginkan tentang bayinya (jenis kelamin, warna kulit, dan
sebagainya)
Ketidaknyamanan sebagai akibat dari
perubahan fisik yang dialami ibu (sakit pada jahitan perineum, mulat akibat
adanya kontraksi uterus dan sebgainya.)
Rasa bersalah karena belum dapat
menyusui bayinya.
Kritikan dari orang terdekat menbuat
ibu merasa tidak nyaman yang sebenarnya tugas merawat bayi adalah tugas bersama
bukan hanya tugas dari ibu.
Fase taking
hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan
karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
Fase letting
go
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
2.3.Gangguan
pada Masa Nifas
2.3.1.
Post Partum Blues
Ada kalanya ibu mengalami perasaan
sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues,
yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami
terhadap rasa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena perubahan fisik dan
emosional selama beberapa bulan kehamilan. Disini hormone memainkan peranan
utama dalam hal bagaimana ibu bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Setelah
melahirkan dan lepasnya plasenta dari dinding rahim, tubuh ibu mengalami
perubahan besar dalam jumlah hormone sehingga membutuhkan waktu untuk
menyesuaikan diri. Disamping perubahan fisik, hadirnya seorang bayi dapat
membuat perbedaan besar dalam kehidupan ibu dalam hubungannya dengan suami,
orang tua, maupun anggota keluarga lain. Perubahan ini akan kembali secara
perlahan setelah ibu menyesuaikan diri dengan peranan
barunya dan tumbuh kembali dalam keadaan normal.
Port partum blues merupakan masa
transisi mood setelah melahirkan. Kejadian ini sering terjadi pada 50_70 %
wanita. Post partum blues atau sering juga disebut dengan maternity blues.
Gejala gejala dari post partum blues diantaranya sebagai berikut:
Sedih
Sering menangis
Mudah tersiggung
Cemas
Labilitas perasaan
Sering menyalahkan diri sendiri
Gangguan tidur
Nafsu makan menurun
Kelelahan
Mudah sedih
Cepat marah
Mood cepat berubah
Pelupa
Perasaan bersalah
Faktor-faktor penyebab timbulnya
post pastum blues adalah sebagai berikut:
Faktor hormonal, berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin
seta estriol yang terlalu rendah.
Ketidaknyamanan fisik yang dialami sehingga menimbulkan perasaan emosi.
Faktor umur dan jumlah anak
Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
Dukungan yang diberikan dari lingkungan (suami, keluarga dan yng lainnya)
Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan perubahan yang terjadi.
Ketidaksiapan terhadap perubahan peran yang terjadi pada wanita tersebut.
Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut yang berlebihan
akan kehilangan bayinya.
Masalah kecemburuan dari anak yang terdahulu
Beberapa cara untuk mengatasi
postpartum blues adalah sebagai berikut:
Persiapan diri yang baik selama
kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
Komunikasi segala permasalahan atau
hal yang ingin disampaikan
Selalu membicarakan rasa cemas yang
dialami
Bersikap tulus serta ikhlas terhadap
apa yang telah dialami dan berusaha melakukan peran barunya sebagai seorang ibu
dengan baik.
Cukup beristirahat
Menghindari perubahan hidup yang
drastis
Berolahraga ringan
Berikan dukungan dari semua
keluarga, suami, atau saudara.
Konsultasikan pada tenaga kesehatan
atau orang yang profesional agar dapat memfasilitasi faktor resiko lainnya
selama masa nifas dan membantu dalam melakukan upaya pengawasan
2.3.2.
Depresi Berat
Depresi berat dikenal sebagai
sindroma depresif non psikotik pada kehamilan namun umumnya terjadi dalam
beberapa mingggu sampai bulan setelah kelahiran. Gejala-gejala dari depresi
berat diantaranya sebagai berikut:
Perubahan pada mood
Gangguan pola tidur
Perubahan nafsu makan dan mental
Terkadang muncul fobia, ketakutan
akan menyakiti diri sendiri atau bayinya.
Depresi berat akan memiliki resiko
tinggi pada wanita atau keluarga yang pernah mengalami kelainan psikiatrik atau
pernah mengalami premenstrual sindrom. Penatalaksaan depresi berat diantanya
sebagai berikut:
Dukungan yang diberikan oleh
keluarga dan lingkungan sekitar
Lakukan terapi dari psikiater atau
psikolog
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat anti depresan
Lakukan rujukan agar ibu mendapatkan
perawatan yang lebih intensif.
2.3.3.
Psikosis Post Partum
Psikosi
post partum merupakan depresi yang paling berat, biasa terjadi pada minggu
pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.Faktor penyebab dari timbulnya
psikosis post partum diantranya sebagai berikut:
Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga,
kepercayaan atau etnik ).
Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu
dan kondisi fisik bayi )
Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
Perubahan hormonal yang cepat.
Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina
hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
Merasa terisolasi.
Selain
faktor penyebab, sebagai tenaga kesehatan haruslah mengetahui gejala dari
adanya psikosis post partum. Gejala dari psikosis diantaranya adalah sebagai
berikut:
o Curiga berlebihan
o Kebingungan
o Sulit konsentrasi
o Bicara meracau atau inkoheren
o Pikiran obsesif ( pkiran yang menyimpang dan
berulang-ulang )
o Impulsif ( bertindak diluar kesadaran )
Setelah mengetahui tanda dan gejala
dari psikosis post partum, tenaga kesehatan haruslah dapat menangani
kegawatdaruratan dari psikosis post partum. Penatalaksanaan dari psikosa post
partum diantaranya sebagai berikut:
Dukungan
dari keluarga dan lingkungan sekitar
Kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat anti depresan
Lakukan
rujukan ke rumah sakit guna perawatan lebih lanjut.
Untuk
mengurangi resiko terjadinya psikosis post partum, maka lakukan pencegahn-
pencegahan dibawah ini.
Pelajari
diri sendiri
Pelajari dan mencari
informasi mengenai depresi dan psikosis pospartum, sehingga ibu dan keluarga
sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan
penanganan yang tepat.
Tidur
dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting
untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup.
Keduanya penting dalam periode pospartum.
Olahraga
Merupakan kunci untuk
mengurangi psikosis postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit dengan
berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih
menguasai emosional yang berlebihan.
Beritahukan
perasaan ibu
Jangan takut untuk
mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan butuhkan
demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang
yang dipercaya ataupun orang yang terdekat.
Dukungan
dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan dari orang
terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum sangat penting,
yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap ada
kesulitan.
Persiapan
diri dengan baik
Persiapan sebelum
persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-buku yang
dibutuhkan.
Lakukan
pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah
tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan yang
terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa ibu curahka
dengan memasak atau membersihkan rumah.
Dukungan
emosional
Minta dukungan
emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi rasa
frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu
rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari setelahnya.
2.3.4.
Kesedihan dan Dukacita
Kemurungan masa nifas
Kemurungan masa pada masa nifas
masih dapat dianggap normal. Hal ini disebabkan oleh perubahan yang dalam tubuh
seorang wanita selama kehamilan dan persalinan serta perubahan dalam irama/cara
kehidupan ibu setelah bayinya lahir. Seorang ibu lebih beresiko mengalami kemurungan pasca persalinan, karena
ia masih mudah mempunyai masalah dalam menyusui bayinya. Kemurungan pada masa
nifas merupakan hal yang umum dan perasaan-perasaan itu demikian biasanaya
hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan.
Tanda–tanda dan gejala dari
kemurungan post partum sebagai berikut:
sangat emosional
sedih
khawatir
mudah tersinggung
cemas
merasa hilang semangat
mudah marah
sedih tanpa sebab
labil
tidak bisa tidur
nafsu makan menurun
merasa tidak mampu untuk merawat
diri dan bayi
ingin menciderai diri / bayinya
menangis berulang kali.
Jika tanga dan gejala tersebut
dibiarkan, maka ibu akan mengalami keadaan yang makin memburuk dan dapat
berdampak menjadi sebuah gangguan psikologi ibu yakni halusinasi. Halusinasi
merupakan sikap ibu yang merasa mendengar suara-suara (bisikan) atau tidak dapat
berpikir secara jernih.
Etiologi terjadinya kemurungan
postpartum yakni adanya berbagai perubahan yang terjadi didalam tubuh wanita
sealama kehamilan dan perubahan dengan cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal
yang cepat sementara tubuh pada keadaan tidak hamil dan sementara proses
menyesuai telah terjadi.adanya perasaan
kehilangan fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada perasaan sedih.
Kemurungan akan semakin menjadi
parah oleh adanya ketidaknyamanan jasamani, rasa letih, stres, atau kecemasan.
Penatalaksanan dari kemurungan postpartum yakni
Ajaklah ibu untuk membicarakan hal
yang dialami oleh ibu.
Dampingi ibu dan bayi agar ibu tidak
merasa kesepian dan murung untuk beberapa hari atau beberapa minggu.
Berikan kesempatan yang luas untuk
bertanya kepada ibu
Bantu ibu untuk merawat dirinya dan
bayinya agar ibu merasa diprehatikan
berikan dukungan atau dorongan pada
ibu untuk merwat bayinya.
Terciptanya ikatan antara ibu dan
anak
Menciptakan terjadinya ikatan antara
ibu dan bayi dalam jam pertama setelah melahirkan yaitu dengan cara mendorong
pasangan orang tua memegang bayinya, serta memberikan kesempatan untuk
mengeksplor tubuh bayi dan memberikan komentar positif tentang bayinya.
Perilaku normal orang tua untuk
menyentuh dan mengeksplor bayinya ketika mereka pertama kali melihat bayinya
serta mengusap tubuh bayinya dengan
telapak tangan lalu mengedongnya dilengan dan memposisikanya sedemikian rupa
sehingga matanaya bertatapan langsung dengan mata bayi.
Berbagai perilaku yang merupakan
tanda yang harus diwaspadai dalam kaitannya dengan ikantan antara ibu adalah
sikap bermusuhan yang ditunjukkan ibu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya
tanda gejala sebagai berikut:
Ibu tidak mau menatap bayinya
Ibu acuh terhadap bayi
Ibu tidak mau menyentuh dan
mengekplor bayi
Terlihat adanya kekecewaan terhadap
bayinya yang disebabkan oleh suatu hal (jenis kelamin tidak sesuai dengan
keinginan)
Memberikan komentar yang negatif
pada bayinya
Penatalaksanaan dari tidak adanya
ikatan yang baik antara ibu dan bayi diantaranya :
o Berikan
dukunagn kepada ibu untuk mengekplor dan menerima keadaan bayinya.
o Ciptakan
suasana yang dapat menumbuhkan rasa percayadiri ibu.
o Lakukan
pengamatan terhadap sikap ibu terhadap bayinya secara continue.
o Lakukan
rujukan jika sikap bermusuhan pada ibu yang berkelanjutan.
Kesedihan dan dukacita sering
terjadi pada ibu nifas. Hal ini biasanya terjadi pada ibu yang merasa
kekecewaan terhadap bayi yang dilahirkan atau merasa kehilangan bayinya.
Guna pencegahan untuk keadaan ini
diantaranya sebagai berikut:
o Menyadari
keadaan dirinya dan janin selama masa kehamilan.
o Berikan
dukungan untuk ibu dari keluarga dan lingkungan sekitar
o Anjurkan ibu
untuk selalu mengingat Maha Pencipta atau mendekatkan diri kepada Tuhan.
o Berikan
kepercayaan ibu selama kehamilan dan persalinan
o Anjurkan ibu
untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat untuk dirinya (mengisi waktu luang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar