A. Dasar Teori
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin ; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Mothes dan Dublanc, dua orang Perancis, biasa dihubungkan dengan penemuan
kapsul gelatin yang terdiri dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan
setetes larutan pekat gelatin panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua
bagian ditemukan oleh James Murdock dari London. Gelatin larut dalam air panas
dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya dengan
cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan diabsorbsi (Anief, 2000).
Gelatin bersifat stabil diudara bila dalam keadaan kering, akan tetapi
mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab dan bila disimpan
dalam larutan berair. Oleh karena itu, kapsul gelatin yang lunak mengandung
lebih banyak uap air daripada kasul keras, pada pembuatannya ditambahkan bahan
pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya kapsul
keras gelatin mengandung uap air antara 9-12%. Bilamana disimpan dalam
lingkungan dengan kelembapan yang tinggi, penambahan uap air akan diabsorbsi
oleh kapsul dan kapsul keras ini akan rusak dari bentuk kekerasannya.
Sebaliknya dalam lingkungan udara yang sangat kering, sebagian uap air yang
terdapat dalam kaspsul gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul ini menjadi
rapuh bahkan akan remuk bila dipegang (Howard, 1985).
Kapsul keras
biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul bagian badan
dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan saling menutupi
bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian badan kapsul.
Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah mengalami peruraian oleh
mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila disimpan dalam larutan berair .
Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan
pada kondisi kelembaban relatif yang rendah. Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak
dapat menghindari efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti
Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di
lambung (Anonim, 1979)
B. Resep
.Resep
R/ tetracyclin 500 gr
m.f.caps.
dtd. No X
1.
Khasiat
obat
Bruselosis, batuk rejan,
pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih,
bronkitis kronik. Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk
pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan
Streptococcus pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba,
frambosia, gonore dan tahap tertentu pada sifilis.
Tetracycline merupakan
antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosomal 16S-30S dan
cara kerja antibiotik ini mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada
ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein. Namun
antibiotik jenis ini memiliki efek samping yaitu menyebabkan gigi menjadi
berwarna dan dampaknya terhadap ginjal dan hati.
2.
Perhitungan Dosis
Dewasa: 4 kali sehari 250 mg –
500 mg.
Lama pemakaian:
Kecuali apabila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, pengobatan dengan Tetracycline kapsul hendaknya
paling sedikit berlangsung selama 3 hari, agar kuman-kuman penyebab penyakit
dapat terberantas seluruhnya dan untuk mencegah terjadinya resistansi bakteri
terhadap tetrasiklin.
( Lengkapi lagi yaw untuk
perhitungan dosisnya……………………………………
3.
Cara Kerja
Tetrasiklin HCl termasuk
golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas dan bersifat bakteriostatik, cara
kerjanya dengan menghambat pembentukan protein pada bakteri.
a.
Tetrasiklin membentuk kompleks khelat dengan ion-ion kalsium, magnesium,
besi dan aluminium. Maka sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan
tonikum-tonikum yang mengandung besi atau dengan antasida berupa senyawa
aluminium, amgnesium. Susu mengandung banyak kalsium, sehingga sebaiknya tidak
diminum bersamaan dengan susu.
b.
Pengobatan dengan tetrasiklin jangan dikombinasikan dengan penisilin atau
sefalosporin.
c.
Karbamazepin dan fenitoin: menurunkan efektifitas tetrasiklin secara oral.
d.
Tetrasiklin akan memperpanjang kerja antikluogulan kumarin, sehingga proses
pembekuan akan tertunda.
4.
Etiket
Contoh etiket ada dibuku laporan
hal 5
C.
Pembahasan
Dalam Farmakope Indonesia Edisi III, kapsul adalah bentuk sediaan obat
terbungkus cangkag kapsul, keras atau lunak. Cangkang kapsul dibuat dari
gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain. Bentuk kapsul bermacam – macam,
misalnya bulat, oval, panjang, dan silinder. Warna kapsul dibuat bervariasi
sesuai dengan yang diinginkan untuk membedakan isinya.
Pada praktikum ini dibuat obat dalam bentuk kapsul. Pada dasarnya sediaan
kapsul sudah tepat diberikan untuk pasien dewasa, karena pada umumya orang
dewasa tidak mengalami kesulitan dalam mengonsumsi obat. Selain itu, pembuatan
obat dalam bentuk kapsul juga memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : bisa
menutupi obat atau zat – zat yang rasa dan baunya kurang enak; tidak diperlukan
zat tambahan (corigens), seperti corigens coloris (warna), corigen odoris
(bau), corigens saporis (rasa); tidak memerlukan zat tambahan atau zat pengisi;
cepat melepaskan zat berkhasiatnya dalam jumlah yang seragam dan segera bekerja
pada lambung; berdasarkan warna dapat dibedakan isi kapsul; dan lain – lain.
Namun, obat dalam sediaan kapsul juga memiliki beberapa kerugian,
diantaranya : tidak sesuai untuk bahan obat yang mudah larut (KCl, KBr, NH4Br,
CaCl2) karena dapat mengiritasi lambung; tidak cocok untuk zat – zat yang mudah
menguap karena pori – pori kapsul tidak bisa menahannya; pada kelembaban tinggi
kapsul akan berubah bentuk, pada kelembaban rendah sifatnya rapuh sehingga
pewadahan harus dalam pot gelas disimpan di tempat sejuk dan kering.
Problema Resep
1.
Tujuan penggunaan bentuk sediaan
2.
Jumlah penimbangan bahan obat.
3.
Etiket yang digunakan.
Cara Pembuatan
1.
Timbang tetrasiklin yang dibutuhkan, sebanyak
500x10=5000 mg
2.
Gerus tetrasiklin dalam mortis, bagi sama banyak
sesuai resep,seperti pada pulveres
3.
Masukkan serbuk tetrasiklin yang sudah dibagi
masing-masing kedalam cangkang kapsul yang sesuai dengan ukuran dan ditutup
4.
Bersihkan kapsul dengan lap kering dan bersih
5.
Masukkan kedalam plastik dan diberi etiket
D.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan :
a.
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkag kapsul, keras atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.
b.
Obat ini berkhasiat untuk mengobati faringitis, laryngitis, bronkio
pneumonia, sinusitis, infeksi saluran pencernaan, saluran kencing, kulit, dan
jaringan lunak.
E.
Dasar Pustaka
Anonim,
1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim, 1978, Formularium
Nasional, Edisi II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ansel, H.C. & Prince,
S.J., Kalkulasi Farmasetik (Panduan Untuk Apoteker), Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Chaerunnisaa, A.Y., 2009,
Farmasetika Dasar, Widya Padjadjaran, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar