1.
Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif
yang terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan
kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat,
tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan
selatan kerak oseanik. Tambora terbentuk oleh zona subduksi di bawahnya. Hal ini meningkatkan ketinggian Tambora
sampai 4.300 m yang membuat gunung ini pernah menjadi salah satu
puncak tertinggi di Nusantara dan mengeringkan dapur magma besar di dalam gunung ini. Perlu waktu seabad untuk
mengisi kembali dapur magma tersebut.
2.
Gunung
Talang (nama lainnya Salasi atau Sulasi)
merupakan gunung berapi yang terletak terletak di kabupaten Solok, provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Gunung Talang
berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka ibukota kabupaten Solok, dan sekitar
40 km sebelah timur kota Padang.
Gunung ini bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2.597 m, merupakan
salah satu dari gunung api aktif di Sumatera Barat, dan salah satu kawahnya
menjadi sebuah danau yang
disebut dengan Danau Talang. Gunung Talang
sudah pernah meletus sejak tahun 1833 sampai
dengan tahun 2007[2].
Ada empat kecamatan yang warganya
bermukim di sekitar kaki gunung ini, yakni kecamatan Lembah
Gumanti, Danau
Kembar,Gunung
Talang, dan Lembang
Jaya. Jumlah penduduk di empat kecamatan itu mencapai 160.000 jiwa,
atau sepertiga dari jumlah penduduk kabupaten Solok.
Pada 11 April 2005, Gunung Talang kembali meletus. Gempa
yang diikuti bunyi gemuruh dan letusan yang mengeluarkan debu vulkanik sudah
berlangsung sedikitnya 42 kali. Di Aia Batumbuak, lokasi terdekat dengan sumber
letusan, hujan debu mencapai radius 5 km, sedangkan ketebalan debu di jalan
mencapai 10 cm. Di sisi selatan Gunung Talang terbentuk kawah baru
yang mengeluarkan asap belerang dan hujan berdebu vulkanik. Sebanyak
27.000 penduduk harus dievakuasi dari wilayah itu.
3.
Gunung Ibu adalah gunung stratovolcano yang
terletak di barat laut Pulau Halmahera, Indonesia. Puncak gunung merupakan kawah vulkanik. Pusat kawah
memiliki lebar 1 km dan kedalaman 400 m, Sementara bagian luar
memiliki lebar 1.2 km. Terdapat banyak kerucut parasit yang terletak di
timur laut puncak gunung dan terdapat bagian kecil di bagian barat daya gunung.
Terdapat lelehan lava di bagian barat dataran gunung. Selain itu terdapat
kawah-kawah kecil akibat letusan gunung di bagian barat dan utara.[1]
4.
Gunung
Karangetang (dikenal juga dengan nama Api Siau) adalah gunung berapi
yang terletak di bagian utara Sulawesi Utara,Indonesia tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Gunung Karangetang adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan
letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675 serta
banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah.[1] Gunung ini merupakan salah satu gunung
berapi aktif di Indonesia. Pada letusan gunung Karangetang tahun 1997 menewaskan
3 orang.
Pada bulan Agustus 2007 terjadi
letusan yang memaksa dilakukannya evakuasi dari sekitar gunung berapi.
Gunung Karangetang pada 4
Agustus sekitar pukul 00.15 WITA meletus. Masyarakat melakukan evakuasi untuk
menghindari letusan susulan. Akibat letusan sedikitnya 4 orang dinyatakan
hilang. Akses transportasi ke lokasi bencana lumpuh setelah jembatan ambruk
oleh endapan lahar panas. Rombongan Bupati yang meninjau lokasi bencana
terdekat dengan lereng gunung mengalami kesulitan karena beberapa jembatan
rusak parah.
Sejak ditetapkan berstatus
Awas pada Jumat 18 Maret 2011, aktivitas Gunung Karangetang, Kabupaten Sitaro,
Sulawesi Utara, tetap tinggi. Hari ini, gunung itu masih mengeluarkan api dan
awan panas.Sementara, awan panas Karangetang mengarah ke Barat, ke arah tiga
kampung yakni Kampung Kinali, Mini dan Winangun. Awan panas dan guguran lava
diketahui telah merusak satu jembatan dan rumah warga.
5.
Gunung Dukono terletak di utara Pulau Halmahera.
Gunung Dukono terdiri dari beberapa kawah berapi dengan aktivitas tinggi. Pada
letusan pada tahun 1550, letusan lava mengisi selat di antara Pulau Halmahera
dan lereng utara dari Gunung Mamuya. Letusannya mencapai skala 3 dari Volcanic Explosivity Index. Letusan kecil terjadi selama rentang waktu 1719,
1868, dan 1901.[1]Sejak 1933, Gunung Dukono terjadi letusan-letusan
kecil secara berkelanjutan hingga saat ini.
6.
Gunung
Gamalama adalah sebuah gunung stratovolcano kerucut yang merupakan keseluruhan Pulau Ternate, Kepulauan Maluku, Indonesia. Pulau ini ada di
pesisir barat Pulau Halmahera yang ada di bagian utara Kepulauan
Maluku. Selama berabad-abad, Ternate adalah pusat benteng Portugis dan VOC Belanda untuk perdagangan
rempah-rempah, yang telah mencatat aktivitas volkanik Gamalama.
Gunung Gamalama mempunyai ketinggian
1.715 meter di
atas permukaan laut. Gunung Gamalama ditutupi Hutan Montanepada ketinggian 1.200 - 1.500 m
dan Hutan Ericaceous pada ketinggian di atas 1.500 m.
7.
Gunung Lokon adalah sebuah gunung di dekat Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung ini memiliki ketinggian 1.580 m dari
permukaan laut
Puncak gunung Lokon berjarak sekitar 5.300 meter di
sebelah barat laut dari Kota Tomohon dan sekita 6.700 meter di sebelah barat daya
dari kota kecamatan Pineleng. Dari ibukota provinsi Manado jaraknya hanya sekitar 20 kilometer di barat
daya kota.[2]
Beberapa peristiwa meletusnya gunung ini yang bisa
terekam dalam masa kini diantaranya:
Terjadi letusan pada tahun ini yang tidak sehebat
letusan tahun 1991 dan 2011.[3]
Gunung Lokon pada Oktober 1991 pernah meletus yang
menimbulkan kerugian material mencapai Rp 1 miliar. Ribuan jiwa penduduk di
Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow dan Tinoor, ketika itu setempat
diungsikan besar-besar ke sejumlah daerah yang dinilai tidak rawan karena atap
ribuan rumah penduduk hancur dihantam batu dan debu setebal 15 sampai 20 cm.
Dalam musibah tersebut, seorang wisatawan asal Swiss, Vivian
Clavel yang berkunjung
saat terjadi letusan hebat itu tidak dapat ditemukan. Ia dipastikan tewas
tertimbun longsoran lahar dingin.
Waktu meletus pada 2001, sebagian wilayah Kota Manado yang berjarak sekitar 25 Km dari gunung itu,
ditutupi hujan debu yang mengguyur disebabkan karena tiupan angin. Material
debu yang dikeluarkan dari kawah gunung api ini berbentuk lava pijar dan
ketinggiannya diperkirakan mencapai 400 meter. Letusan ini tidak sebesar
letusan tahun 1991.
Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni
2011.[3]
Minggu, 10 Juli 2011 status gunung ini telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.[4]
Pada Kamis, 14 Juli 2011
pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran
material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter.[5]. Selanjutnya,
letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan
lontaran material vulkanik setinggi 600 meter.[6] Letusan ini
mengakibatkan lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranyaKinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado.[7] Sedikitnya
dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak
langsung dari letusan.[5]
8.
Gunung Soputan adalah gunung berapi yang
terletak di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Gunung ini terbentuk pada masaKuarterner di tepi selatan kaldera Tondano, dan merupakan salah satu gunung api teraktif di
Sulawesi. Tercatat telah terjadi letusan yang cukup sering dalam rentang waktu
beberapa tahun sekali.
Gunung Soputan berjarak
sekitar 50 kilometer di sebelah barat daya-selatan kota Manado dan berjarak sekitar 12 kilometer di sebelah timur
laut kota Tombatu, kabupaten Minahasa Tenggara.
9.
Gunung Egon adalah sebuah gunung berapi yang
terletak di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur,Indonesia. Gunung ini memiliki tinggi 1.703 meter dari
permukaan laut. Egon kembali aktif pada 2006 setelah vakum selama 75 tahun.
Egon tercatat meletus dahsyat pada 1925.
10.
Gunung
Rokatenda, atau juga
disebut Gunung Paluweh,
adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Pulau Palu'e, sebelah utara Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Gunung yang
bertipe strato ini
merupakan lokasi tertinggi di Pulau Palu'e dengan ketinggian 875 meter. Gunung
ini secara geografis terletak di koordinat 121° 42' bujur timur and 8° 19'
lintang selatan.
Letusan terhebat terjadi pada 4 Agustus - 25 September 1928, yang sebagian besar terjadi karena tsunami menyusul gempavulkanik. Penduduk
Palu'e saat itu sebanyak 266 jiwa.
Letusan kembali terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dengan
embusan abu mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas
puncak. Lokasi letusan berada di lereng tubuh kubah lava tahun 1981, sebelah barat laut dengan ukuran lubang
letusan 30 x 40 meter. Tidak ada korban jiwa dalam letusan tersebut.
Pada tanggal 16 Januari 2005, Rokatenda kembali menunjukkan
aktivitasnya sehingga status siaga ditetapkan.
Pada 10 Agustus 2013, Gunung Rokatenda kembali meletus. 8
orang meninggal sementara 3000 orang dievakuasi.
11.
Sangeang merupakan gunung berapi aktif di
kompleks pulau Sangeang di Indonesia. Ini terdiri dari dua kerucut vulkanik,
Doro Api 1.949 meter (6.394 kaki) dan Doro Mantoi 1.795 m (5.889 ft).[1] Sangeang Api merupakan salah satu
gunung berapi paling aktif diKepulauan
Sunda Kecil. Meletus pada tahun 1988 dan penduduk pulau dievakuasi.
Tercatat letusan pertama pada tahun 1512 dan 1989 itu meletus 17 kali. Meletus
lagi selama bulan Desember 2012 dan Mei 2014.[2][3]
Pulau Sangeang merupakan bagian dari Kepulauan
Sunda Kecil. Kota ini terletak sebelah timur laut dari Sumbawa di Laut Flores, dengan lebar
13 kilometer dan luas 153 km2.[4]Secara
administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Bima, Nusa
Tenggara Barat, Indonesia. Untuk nama resmi
di pemerintahan Kabupaten Bima yaitu Pulau Sangiang.
Dokumen paling awal menyebutkan
tentang Sang Hyang gunung Api ditemukan pada abad ke-14 naskah Majapahit Nagarakretagama.
"Gunung Api" juga muncul sebagai nama gunung di bab pertama dari
novel "The Long
Journey" oleh Johannes
V. Jensen.
12.
Gunung
Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa
Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapikedua
tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS
dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena
keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha
dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat
dan timur.
Secara administratif gunung ini berada
dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.
13. Gunung Batur merupakan
sebuah gunung berapi aktif di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia.
Terletak di barat laut Gunung Agung, gunung memiliki kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu
yang terbesar di dunia (van Bemmelen, 1949). Pematang kaldera tingginya
berkisar antara 1267 m - 2152 m (puncak G. Abang). Di dalam kaldera I terbentuk
kaldera II yang berbentuk melingkar dengan garis tengah lebih kurang 7 km.
Dasar kaldera II terletak antara 120 - 300 m lebih rendah dari Undak Kintamani
(dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut terdapat danau yang berbentuk
bulan sabit yang menempati bagian tenggara yang panjangnya sekitar 7,5 km,
lebar maksimum 2,5 km, kelilingnya sekitar 22 km dan luasnya sekitar 16 km2
yang yang dinamakan Danau
Batur. Kaldera Gunung
Batur diperkirakan terbentuk akibat dua letusan besar, 29.300 dan 20.150 tahun
yang lalu [1].
Gunung Batur terdiri dari tiga kerucut gunung api
dengan masing-masing kawahnya, Batur I, Batur II dan Batur III.
14.
Gunung
Semeru atau Sumeru adalah sebuah gunung
berapi kerucut di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Semeru
merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan
puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak
Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara
administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten
Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Posisi gunung ini terletak di antara
wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis
antara 8°06'LS dan 120°55' BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah
Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir
November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak
tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerahPronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
15.
Gunung
Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa
Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal
sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo
menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter
di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk
tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau
lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah
dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat).
Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat
kawah Bromo.
16.
Gunung
Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa. Gunung ini
berada di perbatasanKabupaten
Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten
Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan
yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Kawah IV
merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif
hingga pada level siaga medio-2009.
Gunung Slamet cukup populer sebagai
sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini
terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten
Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.
17.
Gunung
Papandayan adalah gunung api
strato[2] yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di KecamatanCisurupan. Gunung dengan
ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah
tenggara KotaBandung.
Pada Gunung Papandayan, terdapat
beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah
Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi
dalamnya.
Topografi di dalam kawasan curam,
berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi
Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000
mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 º C.
18. Krakatau (bahasa
Inggris: Krakatoa)
adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat
Sunda antara pulau Jawadan Sumatra yang
termasuk dalam kawasan cagar
alam. Nama ini pernah
disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang
sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan
panas dan tsunami yang
diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26
Desember 2004, tsunami ini adalah
yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.
Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia danPulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom
atom yang diledakkan
diHiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global.
Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.
Hamburan debu tampak di langit Norwegia hinggaNew
York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah
dibandingkan dengan letusan Gunung
Toba dan Gunung
Tambora di Indonesia,Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh pada masa ketika populasi manusia masih
sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia
sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah
dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi
sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana
besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut,
sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi.
Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai
letusan tersebut. Gunung Krakatau yang meletus, getarannya terasa sampai Eropa.
19.
Gunung
Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang,
Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi
di Sumatra, gunung berapi
tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luarPapua. Gunung Kerinci terletak di Provinsi Jambi yang
berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai
barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan
lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra.
Puncak Gunung Kerinci berada pada
ketinggian 3.805 mdpl, di sini pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang
pemandangan indah Kota Jambi, Padang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas.
Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang
berwarna hijau. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih
tertinggi di Sumatera. Di belakangnya
terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh.
Gunung Kerinci merupakan gunung berapi
bertipe stratovolcano yang masih aktif dan
terakhir kali meletus pada tahun 2009.
20.
Gunung
Kaba adalah gunung berapi yang terletak di Kabupaten
Rejang Lebong ,
Provinsi Bengkulu. Dari Kota Curup,
gunung ini berada di sebelah tenggara dengan jarak sekitar 15 km.
Mulanya, Lokasi disekitar Gunung Kaba
merupakan salah satu cagar alam untuk perlindungan bunga Rafflesia. Namun, kini
kondisi daerah wisata ini mulai tidak dapat diandalkan sebagaimana tujuan awal
dibuat, yakni untuk taman lindung bagi beberapa flora Sumatra.
Gunung dengan ketinggian 1.938 m dpl
ini menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Puncak Gunung ini dihiasi dengan dua
buah kawah yang masing-masing berwarna hijau dan putih kecoklatan. Terdapat dua
buah jalur yang dapat ditempuh untuk mencapai puncak. Jalur pertama menyuguhkan
pemandangan hutan lebat yang penuh semak belukar dengan jurang di
kanan-kirinya. Sedang jalur yang lain telah dikeraskan dengan menggunakan
aspal. Waktu tempuh dari pos pendakian menuju puncak adalah 2-3 jam perjalanan.
21.
Gunung
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api
teraktif di Indonesia. Lereng sisi
selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah
Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten
Magelang di sisi
barat, Kabupaten
Boyolali di sisi utara
dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di
sekitar puncaknya menjadi kawasanTaman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena
menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak
keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman
yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68
kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak
di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat pemukiman
sampai ketinggian 1700 m dan
hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya
ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk
dalam proyek Gunung
Api Dekade Ini (Decade
Volcanoes).
22.
Gunung
Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran
Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi
aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di
provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.
Gunung ini tidak pernah tercatat
meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan
meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September
2013 dan berlangsung hingga kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar