Selasa, 09 Juni 2015

laporan farmakologi bentuk sediaan pulveres

Seri Resep                   :  B
Bentuk Sediaan           :  Pulveres
A. Dasar Teori
Menurut FI III, yang  dimaksud dengan pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang cocok untuk sekali minum (Anonim, 1979).

Ada dua cara penulisan serbuk bagi yang biasa dilakukan oleh dokter. Cara pertama ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu dibagi menjadi beberapa bungkus. Cara kedua ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat berapa bungkus. Bila dokter lupa menulis atau keliru menulis d.t.d., akan segera diketahui mengenai besarnya dosis yang menyimpang dari dosis biasa, apa lebih besar atau terlalu kecil (Anief, 1988).

Serbuk terbagi (pulveres), dapat dibagi secara visual, tetapi sebanyak – banyaknya hanya 10 serbuk bersama – sama. Jadi serbuk itu dibagi dengan jalan menimbang dalam beberapa bagian, sebanyak – banyaknya dapat dibuat 10 serbuk. Penimbangan satu persatu diperlukan, jika pasien memperoleh 80% dari takaran maksimum untuk sekali atau dalam 24 jam. Dalam hal ini seluruh takaran serbuk itu ditimbang satu persatu. Serbuk – serbuk dengan bobot yang kurang dari 1 gram, penimbangannya dapat dilakukan pada timbangan biasa (Chaerunnisa, dkk, 2009). 
 B. Resep
R/ paracetamol 2,5
CTM mg 10
Lactosum q.s
m.f.pulv. No.V
S.t.d.d p I

Khasiat parasetamol dan CTM
Parasetamol termasuk dalam golongan obat penurun demam (antipiretik) dan penghilang nyeri (analgesik) untuk nyeri ringan hingga sedang. Akan tetapi parasetamol tidak memiliki efek anti-rematik dan anti-radang. Selain itu, parasetamol tidak menimbulkan iritasi di lambung sehingga bisa diminum sebelum makan.
Obat ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan lainnya.

Dosis parasetamol dan CTM
Dosis parasetamol
DEWASA              =- Dosis lazim th/ = 500 – 1000 mg - Dosis max = 4000 mg/hari
ANAK                    =- 3 bln – 1 thn : 60 – 120 mg
- 1 – 5 thn : 120 – 250 mg
- 6 – 12 thn : 250 – 500 mg
(maksimum 4 dosis / 24 jam)
Pemakaian : 4 x / hari ( tiap 4-6 jam /hari )
Sediaan : Tab 500 mg, Syrup 120 / 5 ml

Dosis CTM
Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa. 

Cara Kerja
Cara Kerja Parasetamol Mengobati Nyeri
Parasetamol bekerja sebagai inhibitor untuk prostaglandin. Prostaglandin adalah bahan kimia dalam tubuh yang membawa pesan rasa nyeri ke otak. Ini adalah perbedaan utama antara parasetamol dan aspirin, serta pereda nyeri lainnya. Parasetamol  memblok nyeri langsung pada sumbernya. Parasetamol juga dimetabolisme melalui hati alih-alih perut, sehingga lebih mudah digunakan bagi mereka dengan masalah perut.
Cara Kerja Parasetamol Mengobati Demam
Parasetamol juga bekerja sebagai antipiretik, yang berarti dapat memengaruhi bagian otak (hipotalamus) yang mengatur suhu tubuh. Antipiretik merupakan komposisi yang umum terdapat pada obat  pengurang demam dan nyeri yang terkait dengan flu dan pilek.Namun, parasetamol tidak memiliki kemampuan untuk meredakan batuk sehingga obat yang lain, seperti pseudoefedrin dan dekstrometorfan, perlu dikombinasikan dengan parasetamol.

Cara kerja CTM
Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos; selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat (Tjay, 2002; Siswandono, 1995).

C. PEMBAHASAN
1. PARASETAMOL
Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit). Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul  dan bobot molekul 152.16, rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut:
            OH
HN                                                          

                           O
Struktur molekul Parasetamol
Nama Kimia                  : 4- Hidroksiasetanilida
Rumus Molekul             :
Molekul                         : 151,16
Pemerian                       : serbuk, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan                      : larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol

Sifat Fisis dari parasetamol yaitu:
•         Densitas:1.263 g/cm³
•         Titik Lebur:169 °C (336 °F)
•         Massa Molar:151.17 g/mol
•         Ksp:1.4 g/100 ml or 14 mg/mL (20 °C)
•         Berwujud butiran kristal putih, rasa pahit
•         Larut dalam air,alkohol,aseton,gliserol,propylene glycol,gliserol,kloroform,metil alkohol, dan hidroksida alkali, tak larut dalam benzena dan eter.
•         Stabil pada pH > 6, dan tidak stabil pada pH asam atau pada kondisi alkaline
•         Ikatan jenuh mudah putus, menjadi asam asetik dan p-aminophenol.
Sifat kimia dari parasetamol yaitu:
•         Formula:
•         Senyawa turunan benzena tersubstitusi oleh 2 gugus fungsi yaitu hidroksil dan amida( acetamida/ ethenamida )
•         Tersusun dari senyawa N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-phenol.
2.      CTM
Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). Namun, dalam penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur dibanding antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.
Efek samping ini menguntungkan bagi pasien yang memerlukan istirahat namun dirasa menggangu bagi mereka yang dituntut melakukan pekerjaan dengan kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu, pengguna CTM atau obat yang mengandungCTM dilarang mengendarai kendaraan. Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah penggunaan CTM merupakan efek samping dari obat tersebut. Sedangkan indikasi CTM adalah sebagai antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamin.

Indikasi:
Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll.

Kontra Indikasi:Dapat memperburuk asma bronkial, retensi urin, glaukoma


Sediaan:

 - Tablet Chlorpheniramini maleas 4 mg 

Efek Samping: Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif ( rasa ngantuk), gangguan saluran cerna, mulut kering, dan kesukaran miksi.
b. problema resep
Perhitungan dosis sesuai umur pasien
Bobot bahan tambahan yang diperlukan
Etiket yang di gunakan
c. cara pembuatan
di petunjung buku farmakologi hal 24

D. KESIMPULAN
Pulveres merupakan serbuk yang dalam bobot kurang lebih sama dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang cocok.
Dalam pencampuran bahan, yang lebih dahulu digerus adalah yang memiliki bobot lebih sedikit kemudian bahan yang bobotnya besar (banyak) agar memudahkan seluruh bahan dapat tercampur secara homogen. Dilakukan pengenceran apabila bobot bahan yang akan ditimbang kurang dari 50 mg.
 E.     Daftar pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik
                Indonesia:  Jakarta.
Anonim, 2010, ISO Indonesia Volume 45, Ikatan Apoteker Indonesia:  Jakarta.
Arief, Moh, 2010Ilmu Meracik Obat. Anggota Ikapi Universitas Gadja Mada : Yogyakarta.
Dhanutirto, Haryanto, Dkk. 2008ISO Indonesia. Jakarta : PT.ISSI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar