Seri
Resep
: B
Bentuk
Sediaan :
Pulveres
A. Dasar
Teori
Menurut
FI III, yang dimaksud dengan pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam
bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan
pengemas yang lain yang cocok untuk sekali minum (Anonim, 1979).
Ada
dua cara penulisan serbuk bagi yang biasa dilakukan oleh dokter. Cara pertama
ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu dibagi menjadi beberapa
bungkus. Cara kedua ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat
berapa bungkus. Bila dokter lupa menulis atau keliru menulis d.t.d., akan
segera diketahui mengenai besarnya dosis yang menyimpang dari dosis biasa, apa
lebih besar atau terlalu kecil (Anief, 1988).
Serbuk
terbagi (pulveres), dapat dibagi secara visual, tetapi sebanyak – banyaknya
hanya 10 serbuk bersama – sama. Jadi serbuk itu dibagi dengan jalan menimbang
dalam beberapa bagian, sebanyak – banyaknya dapat dibuat 10 serbuk. Penimbangan
satu persatu diperlukan, jika pasien memperoleh 80% dari takaran maksimum untuk
sekali atau dalam 24 jam. Dalam hal ini seluruh takaran serbuk itu ditimbang
satu persatu. Serbuk – serbuk dengan bobot yang kurang dari 1 gram,
penimbangannya dapat dilakukan pada timbangan biasa (Chaerunnisa,
dkk, 2009).
B. Resep
R/
paracetamol 2,5
CTM
mg 10
Lactosum
q.s
m.f.pulv.
No.V
S.t.d.d
p I
Khasiat
parasetamol dan CTM
Parasetamol
termasuk dalam golongan obat penurun demam (antipiretik) dan penghilang nyeri
(analgesik) untuk nyeri ringan hingga sedang. Akan tetapi parasetamol tidak
memiliki efek anti-rematik dan anti-radang. Selain itu, parasetamol tidak
menimbulkan iritasi di lambung sehingga bisa diminum sebelum makan.
Obat
ini biasa digunakan untuk meredakan bersin, gatal, mata berair, hidung atau
tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi),
atau alergi pernapasan lainnya.
Dosis
parasetamol dan CTM
Dosis
parasetamol
DEWASA =-
Dosis lazim th/ = 500 – 1000 mg - Dosis max = 4000 mg/hari
ANAK =-
3 bln – 1 thn : 60 – 120 mg
-
1 – 5 thn : 120 – 250 mg
-
6 – 12 thn : 250 – 500 mg
(maksimum
4 dosis / 24 jam)
Pemakaian
: 4 x / hari ( tiap 4-6 jam /hari )
Sediaan
: Tab 500 mg, Syrup 120 / 5 ml
Dosis
CTM
Dewasa:
3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.
Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.
Cara
Kerja
Cara
Kerja Parasetamol Mengobati Nyeri
Parasetamol
bekerja sebagai inhibitor untuk prostaglandin. Prostaglandin adalah bahan kimia
dalam tubuh yang membawa pesan rasa nyeri ke otak. Ini adalah perbedaan utama
antara parasetamol dan aspirin, serta pereda nyeri lainnya. Parasetamol
memblok nyeri langsung pada sumbernya. Parasetamol juga dimetabolisme melalui
hati alih-alih perut, sehingga lebih mudah digunakan bagi mereka dengan masalah
perut.
Cara
Kerja Parasetamol Mengobati Demam
Parasetamol
juga bekerja sebagai antipiretik, yang berarti dapat memengaruhi bagian otak
(hipotalamus) yang mengatur suhu tubuh. Antipiretik merupakan komposisi yang
umum terdapat pada obat pengurang demam dan nyeri yang terkait dengan flu
dan pilek.Namun, parasetamol tidak memiliki kemampuan untuk meredakan batuk
sehingga obat yang lain, seperti pseudoefedrin dan dekstrometorfan, perlu dikombinasikan
dengan parasetamol.
Cara
kerja CTM
Mekanisme
kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin
maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan
bermacam-macam otot polos; selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang
maupun menghambat susunan saraf pusat (Tjay, 2002; Siswandono, 1995).
C. PEMBAHASAN
1. PARASETAMOL
Parasetamol
merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan dalam obat sakit kepala
karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit). Parasetamol atau
4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul dan bobot molekul 152.16,
rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut:
OH
HN
O
Struktur
molekul Parasetamol
Nama
Kimia
: 4- Hidroksiasetanilida
Rumus
Molekul
:
Molekul
: 151,16
Pemerian
: serbuk, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan
: larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam
etanol
Sifat
Fisis dari parasetamol yaitu:
• Densitas:1.263 g/cm³
• Titik
Lebur:169 °C (336 °F)
• Massa
Molar:151.17 g/mol
• Ksp:1.4 g/100 ml
or 14 mg/mL (20 °C)
• Berwujud
butiran kristal putih, rasa pahit
• Larut
dalam air,alkohol,aseton,gliserol,propylene glycol,gliserol,kloroform,metil
alkohol, dan hidroksida alkali, tak larut dalam benzena dan eter.
• Stabil
pada pH > 6, dan tidak stabil pada pH asam atau pada kondisi alkaline
• Ikatan
jenuh mudah putus, menjadi asam asetik dan p-aminophenol.
Sifat
kimia dari parasetamol yaitu:
• Formula:
• Senyawa
turunan benzena tersubstitusi oleh 2 gugus fungsi yaitu hidroksil dan amida(
acetamida/ ethenamida )
• Tersusun
dari senyawa N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-phenol.
2. CTM
Chlorpheniramin maleat atau
lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki
efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). Namun, dalam
penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur dibanding
antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat tunggal maupun campuran dalam
obat sakit kepala maupun influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang
ditimbulkan sehingga pengguna dapat beristirahat.
Efek samping ini menguntungkan
bagi pasien yang memerlukan istirahat namun dirasa menggangu bagi mereka yang
dituntut melakukan pekerjaan dengan kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu, pengguna CTM atau
obat yang mengandungCTM dilarang
mengendarai kendaraan. Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah
penggunaan CTM merupakan efek
samping dari obat tersebut. Sedangkan indikasi CTM adalah sebagai
antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamin.
Indikasi:
Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll.
Kontra Indikasi:Dapat memperburuk asma bronkial, retensi urin, glaukoma
Sediaan:
- Tablet Chlorpheniramini maleas 4 mg
Efek Samping: Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif ( rasa ngantuk), gangguan saluran cerna, mulut kering, dan kesukaran miksi.
Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll.
Kontra Indikasi:Dapat memperburuk asma bronkial, retensi urin, glaukoma
Sediaan:
- Tablet Chlorpheniramini maleas 4 mg
Efek Samping: Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif ( rasa ngantuk), gangguan saluran cerna, mulut kering, dan kesukaran miksi.
b.
problema resep
Perhitungan
dosis sesuai umur pasien
Bobot
bahan tambahan yang diperlukan
Etiket
yang di gunakan
c.
cara pembuatan
di
petunjung buku farmakologi hal 24
D. KESIMPULAN
Pulveres merupakan serbuk yang dalam bobot kurang lebih sama dibungkus
dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang cocok.
Dalam pencampuran bahan, yang lebih dahulu digerus adalah yang memiliki
bobot lebih sedikit kemudian bahan yang bobotnya besar (banyak) agar memudahkan
seluruh bahan dapat tercampur secara homogen. Dilakukan pengenceran apabila
bobot bahan yang akan ditimbang kurang dari 50 mg.
E. Daftar
pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen
Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Anonim, 2010, ISO Indonesia Volume 45, Ikatan Apoteker
Indonesia: Jakarta.
Arief, Moh, 2010, Ilmu Meracik Obat. Anggota Ikapi Universitas Gadja Mada : Yogyakarta.
Dhanutirto, Haryanto, Dkk. 2008, ISO Indonesia. Jakarta : PT.ISSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar